Watchers

6.24.2010

Cingcacingcacingcacing

Kemaren sore, gue sedang terpekur di depan komputer punya adek, ngebajak game Big City Adventure San Fransisco punya nyokap yang ditinggal kerja. Keadaan tenang, aman, damai, sentausa. Gue memainkan game tanpa setitikpun rasa bersalah dan keinginan untuk minggir kembali ke laptop gue karena pada kenyataannya game itu pun asalnya dari laptop gue. Mendadak, adek gue, si Amy, menghampiri gue dengan wajah berbunga-bunga dan bahagia kayak baru dapet door prize dari undian Chiki Taro. Padahal, dia baru aja keluar dari toilet depan (FYI: di rumah gue, toiletnya ada 2. Di bagian depan rumah, di samping kamar adek gue, dan di dalem kamar orangtua gue , di belakang.), nggak tau ngapain. Dengan raut wajah berbinar, wajah tanpa dosa, dan nada riang, dia berkata,

“Uni, tau nggak, di kamar mandi depan ada cacing lho. Di lantainya. Merah, meliuk-liuk.”

Saat itu, gue hanya menanggapi dengan lirikan kecil sok keren dan gumaman, “Hah? Oh.” Seakan nggak peduli.

Ternyata, 4 jam kemudian, takdir menyeret gue untuk memasuki toilet itu. Ada panggilan alam yang harus dipenuhi. Toilet belakang nggak bisa dipake karena kamarnya baru aja disemprot pake obat nyamuk, nggak boleh dimasukin dulu. Mau nggak mau, gue harus menggunakan toilet depan.

Sebelum beranjak meninggalkan laptop, ada satu pikiran edan yang menghampiri otak gue dan membuat gue sedikit ragu untuk menggunakan toilet depan.

Cacingnya masih ada nggak, ya?

Walhasil, ketika gue sampai di ambang pintu toilet, gue terpekur sejenak. Merhatiin lantai kamar mandi dan celah-celahnya, memastikan cacing laknat itu udah lenyap dari toilet. Setelah berhasil meyakinkan diri sendiri kalau cacing itu udah nggak ada, gue baru melaksanakan apa yang harus gue laksanakan.

Nah, cerita di atas membuka satu fakta lain tentang diri gue:
Gue fobia cacing. Dan hewan-hewan lain yang berlendir, melata, menggeliat... SEMUA ITU MIMPI BURUK BUAT GUE.

Awal mula fobia ini adalah ketika gue masih berumur kurang lebih 4 tahun, awal-awal masuk TK. Ketika gue masih berupa seorang anak kecil yang ingusan, bersuara bass (nggak percaya? Waktu kecil, suara gue emang kayak cowok.), dan nggak jelas gendernya (hari ini, pakai gaun cantik berpola bunga-bunga dengan mainan tembak-tembakan di tangan. Besok, pake overall dengan kaus gambar Power Ranger, tapi bawa boneka Barbie. Yeah.). Gue masih tinggal di rumah lama gue, di Sangiang, Jatiuwung, Kabupaten Tangerang.

Rumah lama gue bagaikan insektarium. Serangga apapun kayaknya bisa nongol di sisi manapun rumah. Termasuk di kamar mandi. Waktu itu, gue lagi asik mandi sambil karaokean pake shower. Nyokap lagi di dapur, masak makan malem. Gue masih menyanyikan lagu Garuda Pancasila dengan bersemangat sambil menghentak-hentakkan kaki. Shower masih di tangan, berperan sebagai mikrofon multifungsi yang bisa juga ngebilas badan gue. Segalanya berjalan normal sampe gue membalik shower itu. Menghadapkan bagian yang ngucurin air ke luar.

Ada cacing merah tipis panjang nemplok di sana. Satu senti lagi, dan tangan gue menyentuh binatang itu.

Gue menjerit sejadi-jadinya, showernya gue lepasin, ngebentur dinding kamar mandi. Nyokap langsung panik dan menghampiri gue.

Sejak saat itulah, kebencian dan ketakutan gue akan suatu organisme bernama cacing memuncak.

Selain cacing, benda lain yang pernah nongol di kamar mandi gue adalah belatung. Belatung putih, gemuk, berlendir, adalah organisme yang sering nemplok di dinding kamar mandi waktu umur gue 5 tahun. Waktu kenongolannya selalu tepat, yaitu pas gue lagi mandi sendiri dan mandi itu udah makan waktu yang rada lama, dan selalu ketika gue lagi berbalur busa tebel. Binatang inilah yang selalu bikin gue bilas badan dan buru-buru kabur dari kamar mandi.

Seperti yang tadi udah gue bilang, rumah gue kayak insektarium. Nggak jarang gue temukan kaki seribu merayap di tengah ruang tamu. Ulet bulu jalan di teras depan. Mengerikan.

Alhamdulillah di rumah yang sekarang udah jarang ditemukan hal-hal yang begituan. *Iye, di rumah mah nggak. Di CM mah iya.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

... the space is yours. :)