Watchers

6.30.2010

(Sok) Fashionista

Tadi iseng mainan Looklet, padahal gue tau diri gue nggak fashionista amat. Dan ini hasil karya orang nggak tau diri ini...

Photobucket

Cerita awalnya mah mau bikin kesan 'fallen angel' gitu. Ternyata malah gue tambahin sabit... dan jadinya malah 'shinigami look'. Wkwkwkwk.

Photobucket

Kalo yang ini ceritanya mau bikin 'gothic-princess look'. Dan berhasil. Wkwkwkwk.

Persamaan dari 2 gambar ini: minidress, dan boot sepaha. Sebenernya ada satu desain lagi, tapi entah kenapa gagal penyimpanannya. Grrr. Padahal temanya udah 'oh-it's-so-me'. Naughty Schoolgirl dengan kombinasi warna item-pink. Ntar bikin lagi aja deh.



Ciao bello~


6.24.2010

Cingcacingcacingcacing

Kemaren sore, gue sedang terpekur di depan komputer punya adek, ngebajak game Big City Adventure San Fransisco punya nyokap yang ditinggal kerja. Keadaan tenang, aman, damai, sentausa. Gue memainkan game tanpa setitikpun rasa bersalah dan keinginan untuk minggir kembali ke laptop gue karena pada kenyataannya game itu pun asalnya dari laptop gue. Mendadak, adek gue, si Amy, menghampiri gue dengan wajah berbunga-bunga dan bahagia kayak baru dapet door prize dari undian Chiki Taro. Padahal, dia baru aja keluar dari toilet depan (FYI: di rumah gue, toiletnya ada 2. Di bagian depan rumah, di samping kamar adek gue, dan di dalem kamar orangtua gue , di belakang.), nggak tau ngapain. Dengan raut wajah berbinar, wajah tanpa dosa, dan nada riang, dia berkata,

“Uni, tau nggak, di kamar mandi depan ada cacing lho. Di lantainya. Merah, meliuk-liuk.”

Saat itu, gue hanya menanggapi dengan lirikan kecil sok keren dan gumaman, “Hah? Oh.” Seakan nggak peduli.

Ternyata, 4 jam kemudian, takdir menyeret gue untuk memasuki toilet itu. Ada panggilan alam yang harus dipenuhi. Toilet belakang nggak bisa dipake karena kamarnya baru aja disemprot pake obat nyamuk, nggak boleh dimasukin dulu. Mau nggak mau, gue harus menggunakan toilet depan.

Sebelum beranjak meninggalkan laptop, ada satu pikiran edan yang menghampiri otak gue dan membuat gue sedikit ragu untuk menggunakan toilet depan.

Cacingnya masih ada nggak, ya?

Walhasil, ketika gue sampai di ambang pintu toilet, gue terpekur sejenak. Merhatiin lantai kamar mandi dan celah-celahnya, memastikan cacing laknat itu udah lenyap dari toilet. Setelah berhasil meyakinkan diri sendiri kalau cacing itu udah nggak ada, gue baru melaksanakan apa yang harus gue laksanakan.

Nah, cerita di atas membuka satu fakta lain tentang diri gue:
Gue fobia cacing. Dan hewan-hewan lain yang berlendir, melata, menggeliat... SEMUA ITU MIMPI BURUK BUAT GUE.

Awal mula fobia ini adalah ketika gue masih berumur kurang lebih 4 tahun, awal-awal masuk TK. Ketika gue masih berupa seorang anak kecil yang ingusan, bersuara bass (nggak percaya? Waktu kecil, suara gue emang kayak cowok.), dan nggak jelas gendernya (hari ini, pakai gaun cantik berpola bunga-bunga dengan mainan tembak-tembakan di tangan. Besok, pake overall dengan kaus gambar Power Ranger, tapi bawa boneka Barbie. Yeah.). Gue masih tinggal di rumah lama gue, di Sangiang, Jatiuwung, Kabupaten Tangerang.

Rumah lama gue bagaikan insektarium. Serangga apapun kayaknya bisa nongol di sisi manapun rumah. Termasuk di kamar mandi. Waktu itu, gue lagi asik mandi sambil karaokean pake shower. Nyokap lagi di dapur, masak makan malem. Gue masih menyanyikan lagu Garuda Pancasila dengan bersemangat sambil menghentak-hentakkan kaki. Shower masih di tangan, berperan sebagai mikrofon multifungsi yang bisa juga ngebilas badan gue. Segalanya berjalan normal sampe gue membalik shower itu. Menghadapkan bagian yang ngucurin air ke luar.

Ada cacing merah tipis panjang nemplok di sana. Satu senti lagi, dan tangan gue menyentuh binatang itu.

Gue menjerit sejadi-jadinya, showernya gue lepasin, ngebentur dinding kamar mandi. Nyokap langsung panik dan menghampiri gue.

Sejak saat itulah, kebencian dan ketakutan gue akan suatu organisme bernama cacing memuncak.

Selain cacing, benda lain yang pernah nongol di kamar mandi gue adalah belatung. Belatung putih, gemuk, berlendir, adalah organisme yang sering nemplok di dinding kamar mandi waktu umur gue 5 tahun. Waktu kenongolannya selalu tepat, yaitu pas gue lagi mandi sendiri dan mandi itu udah makan waktu yang rada lama, dan selalu ketika gue lagi berbalur busa tebel. Binatang inilah yang selalu bikin gue bilas badan dan buru-buru kabur dari kamar mandi.

Seperti yang tadi udah gue bilang, rumah gue kayak insektarium. Nggak jarang gue temukan kaki seribu merayap di tengah ruang tamu. Ulet bulu jalan di teras depan. Mengerikan.

Alhamdulillah di rumah yang sekarang udah jarang ditemukan hal-hal yang begituan. *Iye, di rumah mah nggak. Di CM mah iya.*

6.21.2010

Tremendous Conferral

Huff *tarik nafas dalem*.
The smell of holiday. Yeah!

Setelah berpusing-pusing selama dua minggu gara-gara UAS dan sebagainya, akhirnya, kami, para penghuni SMAN CMBBS merasakan udara segar. Hidup rasanya kembali diberi warna lain selain warna ujian-remed-nilai. Tapi tetep... ada kesibukan yang menunggu seusai UAS.

Farewell Party 2010: Glorious Moments, Tremendous Conferral.

Yap, ini acara pelepasan dan wisuda-nya Der Crux Generation, kakak-kakak kelas 3 SMAN CMBBS. Gue, lagi-lagi jadi panitia dan lagi-lagi kebagian jadi humas. Sial, kutukan nih kayaknya gara-gara SDC kemaren :P Untuk nampil, kayak yang udah gue sebutin kemaren, gue nampil di Saman dan Padus.

Berhubung acara ini masih fresh dan baru aja selesai, let me tell you how the event went from my side.

KRONOLOGI KEJADIAN FAREWELL PARTY 2010 DARI SISI PUTI P. ANDIYANI:

Sabtu, 19 Juni 2010.
00.00 – Masih di lapangan. Gladi bersih.
01.00 – Masih di lapangan juga. Masih gladi bersih untuk padus. Nyanyi dalam keadaan mata segaris.
01.30 – Beres gladi bersih. Balik ke asrama.
02.00 – Tidur (baca: tepar).
04.00 – SEHARUSNYA alarm bunyi jam segini. Gara-gara batere yang udah mau abis, jadinya alarm sialan itu melambat dan nggak bunyi. Otomatis, gw masih tepar berat.
04.45 – Seorang anggota Seksi Peribadatan menggedor jendela kamar gue. Terbangun dengan kaget, lebih kaget lagi ketika ngeliat jam tangan. Langsung kabur ke masjid.
05.20 – Balik dari masjid. Langsung masuk kamar mandi. Mandi.
05.30 – Selesai mandi. Ngebangunin Mbul, nyetrika jilbab. Disamperi Ukhti Citra, disuruh ngangkutin kostum sekalian jalan ke Hall A kalau udah beres.
05.45 – Beres. Jalan ke Hall A dengan keresek kostum anak Tari Madani di tangan kanan dan hanger bergantungkan rok abu-abu, jilbab putih, dan jilbab hitam di tangan kiri. Pegangan keresek kostum robek, mau nggak mau keresek supergede dan superberat itu harus dipeluk. Hanger dibawain sama Dhile.
06.00 – Nungguin anak Saman yang lain. Kasihan ngeliat Dhile dan Agam yang ribet. Maklum, anak Seksi Acara.
06.30 – Mulai pakai kostum di Hall A. Sedikit terjadi konflik, sekali lagi gara-gara ukuran kostum yang kekecilan. Alhamdulillah, ketemu yang pas.
07.00 – Terjadi lagi keributan gara-gara kostum; cara memakai songket yang ribet, hilangnya celana yang mau dipake Nenek, dan sekian keributan yang lainnya.
08.00 – Seharusnya kita udah siap, tapi berhubung gara-gara hiasan kepala yang dipakai terlalu ribet dan songketnya masih suka copot-copot dan rumbai-rumbai selendangnya suka nyangkut dimana-mana, jadi agak ngaret.
08.30 – IT’S SHOW TIME, BABY! Kalau dilihat dari segi gerakan kita, emang insyaallah nggak ada yang salah. Tapi... bunga hiasan kepalanya Mitun jatoh dan songketnya Mira lepas waktu outrance. OMG WTF WAS GOING ON.
09.00 – Secepat kilat ganti baju jadi kostumnya padus (baca: seragam upacara hari Senin). Siap-siap. Agak panik gara-gara jumlah anak padus yang cuma seupil.
09.10 – Padus masuk. Lancar, nothing went wrong, alhamdulillah.

--PRIMEMORI, POKOKNYA ACARA-ACARA FORMAL YANG NGGAK ADA KEJADIAN SERUNYA. --

11.00 – Mulai pengukuhan, padus mulai nyanyi. Berusaha untuk nahan nangis.
11.20 – Thanksgiving, momen paling mengharukan dari farewell party. Semua anak akhwat padus udah bercucuran air mata, suara jadi sengau. Siapa sangka ternyata anak ikhwannya pada nangis juga.
12.00 – Acara selesai. Anak padus langsung menghambur kemana-mana, bercampur dengan anak CG dan anak-anak lainnya. Peluk-pelukan. Ucapan salam perpisahan. Airmata gue udah kayak air terjun. Muka udah nggak jelas bentuknya.

Ah. Nggak nyangka juga ternyata momen ini sudah selesai. Rasanya baru kemaren masuk CM dan ketemu sama anak-anak CG... dan ternyata sekarang, perpisahannya udah selesai.

Gue harus berpisah dengan banyak orang yang berarti dalam hidup gue. Mereka harus melanjutkan hidup mereka, dan gue pun harus melanjutkan hidup gue. Life goes on.

Nah, abis farewell party selesai, status gue langsung berubah jadi seorang anak hilang yang nungguin orangtuanya dateng. Nongkrong di trotoar tengah jalan, nungguin dengan muka cengo. Pas jam 2-an, baru keluarga gue dateng. Nyokap langsung gue tarik ke kantor, tempat anak-anak X-3 dikasih raport. Gue ketar-ketir, takut kalau nilai-nilai gue jatuh, terjun bebas kayak orang bungee jumping.

And guess what, Ladies and Gentlemen.

NILAI IPS GUE NAIK SEMUA!!! YAAAY!!! *applauses and cheers*
Sejarah : semester lalu 80, sekarang 82.
Sosiologi : semester lalu 76, sekarang 80
Ekonomi : semester lalu 78, sekarang 80
Geografi : INI YANG NAIKNYA PALING DRASTIS. Dari 76 jadi 86!!!

Nilai IPA gue abstrak. Matematika dan Fisika stabil, masih seputar SKBM. Kimia turun. Biologi naik. Aneh.

Intinya?
Wish the social class would accept me.
Bon voyage, Der Crux Generation.
Say hello to the 2nd graders life.

SEMANGAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAT!!!



6.16.2010

Gracias.

Cuma mau ngucapin terima kasih yang sebesar-besarnya buat seseorang yang selalu ada di samping gue ketika gue butuh seseorang buat nyemangatin gue, yang selalu menarik gue dari kejatuhan. Yang selalu punya stok kata-kata untuk membangkitkan semangat gue. Yang selalu menghapus air mata cengeng gue.

Terima kasih karena udah jadi sahabat terbaik buat gue. 

Maaf karena  belum bisa jadi sahabat terbaik buat ente.

Maaf karena sering nangis di depan ente.

Err, nggak perlu nyebut merek, kan?

6.01.2010

Please.

Kali ini, gue udah memutuskan.
Dan keputusan gue udah bulat.

Nggak peduli apa yang orang bilang,
meski ada yang melarang dengan keras,
gue akan tetap pada pendirian.

GUE. PENGEN. MASUK. KELAS. XI IPS.

Kali ini, gue mohon, biarkan gue dapet apa yang gue inginkan.
Biarkan gue berjuang untuk mendapatkan itu.

Biarkan gue menentukan pilihan gue sendiri.
Gue. Bukan. Anak. Kecil. Lagi.

Terima kasih.